Thursday, August 17, 2006

100 RIBU PERAWAT DI RI NGANGGUR !

SERATUS RIBU PERAWAT DI RI NGANGGUR !
Jumlah perawat yang menganggur di Indonesia ternyata cukup mencengangkan. Hingga tahun 2005 mencapai 100 ribu orang. Ini disebabkan rendahnya pertumbuhan rumah sakit dan lemah berbahasa asing.Padahal setiap tahun, dari 770 sekolah perawat yang ada di Indonesia, lulusannya mencapai 25 ribu perawat.

"Tidak semua lulusan dapat diserap, tempat bekerja terbatas dan pengangkatan PNS juga terbatas," ungkap Staf Ahli Menko Kesra Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Arifin Badri.Arifin mengungkapkan hal itu dalam seminar bertajuk "Perawat Indonesia: Mampukah Mendapat Pengakuan di Mancanegara?" di Kampus STIKES Binawan, Jalan Kalibata, Jakarta, Kamis (22/12).

Ironisnya, data WHO 2005 menunjukkan bahwa dunia justru kekurangan 2 juta perawat, baik di AS, Eropa, Australia dan Timur Tengah. "Jadi ini merupakan peluang emas," katanya.Namun menurut Rektor STIKES Binawan Azrul Azwar, perawat-perawat Indonesia masih mengalami hambatan untuk bersaing di dunia internasional.

"Hambatan kita yang palig utama adalah bahasa. Kita bersaing dengan perawat-perawat Filipina, India dan Bangladesh yang mampu berbahasa Inggris," katanya.Karena itu yang diperlukan saat ini adalah terobosan untuk mendapatkan pengakuan dunia internasional, selain peningkatan kualitas SDM dalam kemampuan berbahasa Inggris.

Jika hal itu dilakukan, ia optimistis perawat indonesia mampu bersaing dengan perawat asing."Perawat kita perlu kesempatan belajar dan bekerja di luar negeri. Dibandingkan perawat Filipina, perawat kita dikenal lebih ramah, sopan dan tidak banyak tuntutan. Perawat kita mampu bersaing dengan mereka," katanya.

Usai seminar, dilepas 53 perawat lulusan STIKES Binawan untuk belajar selama 6 bulan di University of Technology Sidney dan akan bekerja selama 2 tahun di Australia.(
dtc) (eli) Jakarta, WASPADA Online12/22/05 14:18 WIB

Next:

Tuesday, August 15, 2006

DEALING WITH NAUSEA AND VOMITING

Nausea and Vomiting is the body's response to manythings,including contaminated food, viral infections, and severe pain. It also occurs as an adverse effect of some drugs and as result of drug overdose.Do not attempt to provoke vomiting by pushing the finger down the victim's throat. When vomiting does occur, remember the following:

- Vomiting can be a sign of poisoning- Vomiting due to drugs is usually as result of an overdose rather than a side effect.Check in the relevant drug profile wether vomiting is a possible as adverse effect of the suspected drug. If vomiting appear tobe due to an overdose, get medical help urgently.

- Even if vomiting has stopped, keep the person under observation in case he or she losses consciousness or has a fit.- If the person is unconscious and is vomiting ,place him or her in the
Recovery Position .

1.Ensure that the victim leans well forward to avoid either choking or inhaling vomit. If the victim appears to be choking, encourage chocking.

2.Keep the vomit for later analysis. Things to remember: effective treatment of drug poisoning depends on the doctor making a rapid assesment of the type and amount of drug taken. Collecting evidence that will assist the diagnosis wil help. After you have carried out first aid, look for empty or opened medicine (or other) containers. Keep any of the drug that is left, together with it's container (or syringe), and give these to the nurse or doctor.

3. Give water to rinse the mouth. This water should be spat out; it should not be swallowed.



Reference;

- New Guide To Medicines & Drugs; Dorling Kindersley
- The Harvard Medical School; The Familiy Guide

Next:

Monday, August 14, 2006


Next:

Sunday, August 13, 2006

Being Overseas Nurse

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keperawatan harus dapat diikuti dan dikuasai oleh para perawat di Indonesia guna meningkatkan kwalitas keperawatan bagi klien dan meningkatkan kesejahteraan perawat itu sendiri.Peningkatan kwalitas nursing science and skill tidak hanya didapat dari dalam negeri saja,akan tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa peningkatan kwalitas dengan bekerja dan menimba ilmu di luar negeri akan sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan kita di tanah air.

Di era sebelum 90 an; kita sebut saja demikian; menjadi perawat masih merupakan suatu pekerjaan yang sangat menjanjikan yakni dapat langsung bekerja menjadi PNS. Pemerintah pada saat itu dengan program ikatan dinasnya masih mampu menampung para lulusan sekolah atau akademi perawat untuk menjadi PNS. Para lulusan tidak harus mengikuti seleksi CPNS atau bahkan tanpa harus menunggu dalam jangka waktu yang lama untuk diangkat menjadi PNS. Seiring dengan berjalannya waktu, dengan makin banyaknya institusi pendidikan dibidang keperawatan, makin banyak pula lulusan yang dihasilkan. Namun perkembangan tersebut tidak dibarengi dengan jumlah lapangan kerja bagi lulusan perawat. Dari beberapa rumahsakit yang ada di Indonesia,tidak sepenuhnya mampu menampung para lulusan perawat untuk di pekerjakan,sehingga saaat ini jumlah perawat di Indonesia pun melimpah ruah. Untuk dapat segera bekerja setelah lulus adalah keberuntungan besar,sehingga tidak jarang para lulusan perawat setingkat D3 yang baru lulus masih banyak yang menganggur. Dari beberapa lulusan mungkin ada yang langsung bekerja,baik di Puskesmas atau rumah sakit pemerintah akan tetapi dengan status sebagai tenaga honorer dan tidak mendapat gaji. Jadi mereka hanya mendapat upah honor yang jumlahnya tidak cukup untuk transportasi dari dan ketempat perawat tersebut bekerja. Akan tetapi bagi mereka yang punya koneksi dirumahsakit-rumahsakit swasta tentu akan cepat mendapat pekerjaan.


Bagaimanapun, satu hal yang sangat penting untuk dicapai oleh fresh graduates adalah mencari pengalaman yang sekurang-kurangnya adalah dua tahun. Memang ini adalah perjuangan keras bagi para lulusan perawat saat sekarang ini dan memang butuh waktu untuk mencapai kesejahteraan dalam situasi yang serba sulit. Menjadi nurse overseas adalah salah satu jalan keluar terbaik yang bisa kita lakukan.Dari berbagai pengalaman, bekerja diluar negeri sungguh sangat menjanjikan. Selain peningkatan science and skill keperawatan kita,tingkat kesejahteraan perawat sudah pasti akan terjamin. Mengapa demikian?karena menjadi perawat di luar negeri harganya jauh lebih tinggi.Untuk menjadi bahan pertimbangan,bagi para perawat yang ada di Kuwait,mereka bisa mendapat gaji dari US$ 800 sampai dengan US$1200,atau sekitar 8 juta rupiah sampai 12 juta rupiah.Hanya dengan pengalaman bekerja dirumah sakit selama minimal 2 tahun,dan tentu dengan kemampuan bahasa Inggris mereka bisa dibayar dengan harga tersebut.Bagaimana jika dibanding dengan gaji di Indonesia? Berangkat kerja dengan sedan atau jeep,menenteng laptop,atau handphone keluaran terbaru di tangan adalah hal yang lumrah bagi perawat yang bekerja di luar negeri.Kost-kost an...bukan jamannya lagi,tinggal di furnished apartment lah tempat tinggal para perawat yang bekerja di luar negeri.Bukan untuk sombong-sombongan, tapi inilah kenyataannya,harkat kita,harga kita menjadi perawat overseas memang demikian di perhatikan.Bagaimana dengan bekerja di indonesia?Tapi entah mengapa perawat kita masih berjubel di tanah air. Mereka tinggal ditempat-tempat kost seadanya,bekerja dengan gaji yang pas-pasan untuk makan dan bayar kost.Bahkan mungkin ada yang alih profesi menjadi sales representative,wiraswasta dan lain-lain.


Untuk meningkatkan harga perawat kita perlu perjuangan. Pengiriman perawat Indonesia ke luar negeri tidaklah segencar negara-negara lain. Padahal,kalau kita menilik dari harga dan banyaknya tenaga profesional yang bisa dikirim ke luar negeri dalam jumlah besar, perawatlah yang bisa di andalkan. Sebagai gambaran, di Kuwait dengan tiga tahun pengiriman,jumlahnya mencapai 700 an.Ironisnya,hal ini tidak mendapat perhatian serius,atau ada perhatian tapi sangat kurang. Terbukti,untuk wilayah timur tengah sendiri perawat dari Indonesia pada era 90 an sangatlah sedikit. Salah satu negara tujuan pengiriman tersebut adalah Kuwait. Tetapi itupun hanya berjalan 2 tahun,yakni tahun 1993 dan 1994 dengan jumlah perawat tak lebih dari seratus biji. Semenjak itu tidak ada satupun pengiriman dari negara kita, dan baru pada tahun 2000 angin segar tertiup kepada mereka yang mempunyai jiwa pekerja keras untuk meningkatkan harkat dan derajat perawat sehingga berdatanganlah mereka ke Kuwait menyusul senior mereka yang lebih dulu 7 tahun tiba. Pertanyaan kita, kemana saja mereka selama tujuh tahun?Mengapa demikian,apakah pemerintah kurang tanggap? apakah organisasi perawat yang bisa mengakomodasi keinginan para perawat untuk bekerja di luarnegeri tidak paham?Sementara perawat-perawat dari negara lain sudah menjadi nenek-nenek diluar negeri,perawat kita baru pada berdatangan.Apakah kita kurang info?


Melihat kapasitas para lulusan perawat di Indonesia tampaknya berimbang dari segi skillnya jika di banding dengan para perawat dari negara lain seperti Philipines dan India. Mengapa Philipines dan India?..karena dua bangsa itulah sekarang yang paling banyak menguasai dunia nurse overseas,terlebih di wilayah Timur tengah tepatnya di Gulf Countries. Tapi merawat orang sakit tidak seperti merawat benda mati. Communication skill in international language,inilah kelemahan kita.Mereka para perawat India dan Philipines meski nursing skill nya tidak jauh beda dengan kita mendapat tempat yang lebih banyak dibanding dengan para perawat kita. Ini disebabkan ketrampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggris mereka lebih unggul dibanding kita. Terbukti dengan banyaknya jumlah mereka yang tersaring pada setiap perekrutan. Kemampuan bahasa Inggris mereka memang sudah di latih bisa dikatakan semenjak kandungan. Bagaimana dengan perawat Indonesia?


Namun demikian kita tidak perlu patah arang.Selagi ada kemauan, InsyaAllah ada jalan. Peningkatan mutu pendidikan bagi para perawat termasuk skill berkomunikasi dalam bahasa Inggris sangat berperan dalam berkompetisi dengan perawat-perawat dari negara lain. Dengan demikian perawat kita akan lebih banyak mendapat tempat untuk bekerja sebagai nurse overseas yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kemajuan keperawatan dan peningkatan kesejahteraan perawat Indonesia.


Next:

Friday, August 11, 2006




My blog is growing up and glowing. It will remain glooming like these flowers.....keep in touch



Next:

Wednesday, August 09, 2006


Next: